Sunday, December 2, 2012

EKOSISTEM LAUT TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN

a)      Latar Belakang Masalah

       Laut merupakan kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Sebagai Negara yang didominasi  oleh laut, maka negara Indonesia adalah termasuk negara kepulauan. Dimana Indonesia memiliki garis pantai mencapai 81.000 km.Selain itu, Indonesia juga mempunyai ekosistem perairan laut yang sangat beraneka ragam.berdasarkan sifatnya, ekosistem laut dan pesisir dapat bersifat alamiah dan buatan. Ekosistem alami antara lain:  hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, rumput laut, estuaria, pantai pesisir, pantai berbatu, dll. Ekosistem buatan antara lain: tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri dan permukiman .
         Dengan demikian sudah menjadi kewajiban bagi negara yang wilayahnya didominasi oleh laut untuk menjaga ekosistemnya yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Agar dapat lebih memanfaatkan laut dan sumberdaya yang dimilikinya secara efesien dan efektif.

b)     Rumusan Masalah.
1)      apa ciri atau karakteristik ekosistem laut terbuka ?
2)      bagaimana fungsi atau peranan ekosistem laut terbuka ?
3)      apa parameter lingkungan ekosistem laut terbuka?

c)      Tujuan
1)      Mengetahui  ciri atau karakteristik ekosistem laut terbuka.
2)      Mengetahiu ciri atau karakteristik ekosistem laut terbuka .
3)      Mengetahui ciri atau karakteristik ekosistem laut terbuka .




BAB II  PEMBAHASAN DAN ISI

1)      Karakteristik

Laut terbuka biasanya sangat berstratifikasi dan beragam secara horizontal dan musiman. Lapisan eufotik, dimana cahaya cukup kuat untuk keperluan produksi primer, biasanya mencapai 50 m, tergantung dari daerahnya. Dibandingkan ekosistem pesisir, perairan dalam ini umumnya memiliki produktivitas biologis yang lebih tersebar b dan memiliki keragaman spesies yang jauh lebih rendah.


2)      Fungsi

Organisme laut terbuka bergantung pada produksi fitoplankton yang merupakan mata rantai pertama dalam system jaringan makanan. Di daerah upwelling tingkat produktivitasnya lebih tinggi dan organismenya memanfaatkan makanan yang tersedia secsra lebih efisien. Karena produktivitas primer terbatas pada daerah permukaan, sebagian besar perikanan yang penting  berada di perairan dangkal, Laut terbuka tidak saja emndukung perikanan, tetapi juga transportasi laut dan penambangan minyak bumi dan mineral, dan juga disalahgunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Dampak utama manusia yang merusak di laut terbuka adalah polusi dan eksploitasi sumber daya laut (hayati dan non hayati) secara berlabihan.

            Biota perairan laut yang banyak dimanfaatkan untuk pengembangan produksi sektor perikanan misalnaya ikan pelagis kecil, tuna, dan cakalang. Hasil ekspedisi karubar (pada tahun 1991) menemukan adanya beberapa jenis mudang, yang berpotensi ekonomi, hidup pada kedalaman sekitar 700 m di perairan kawasan timur Indonesia (KTI).


3)      Parameter lingkunagn

Parameter lingkungan utama yang membentuk ekosistem laut terbuka adalah (1) intensitas cahaya, (2) kandungan nutrient, dan (3) pengadukan.

Ø  Intensitas cahaya sangat dioerlukan untuk memnunjang proses fotosintesis yang di lakukan oleh fitoplankton. Proses tersebut berhubungan langsung dengan produktivitas primer peraiaran terbuka. Karena penetrasi cahaya cahaya matahari dalam kolom air mengalami pengurangan akibat absorpsi dan pembiasan,  maka intensitasnya akan semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman (hokum lamberzt beer). Oleh sebab itu, lapisan produktif untuk fotosntesis (eufotic zone) biasanya hanya mencapai kedalaman 100-150 m dibawah permukaan laut.

Ø  Selain intensitas cahaya, zat hara atau nutrient juga mutlak diperlukan untuk membentuk produktivitas primer, baik yang berupa unsure makro (C, H, O, N, P, S, K, dan Mg) maupun mikro (Fe, Mn, Co, Zn, Boron, dan Mo). Di perairan pantai, kandungan nutrienya relative lebih tinggi, sehingga pada umumnya lebih subur dibandingkan dengan ekosistem perairan laut terbbuka. Hal ini di sebabkan oleh kenyataan bahwa perairan pantai berbatasan langsung dengan daratan, sehingga nutrient yang banyak terdapat di lapisan tanah akan tercuci dan masuk ke perairan pantai melalui aliran permukaan (run off) dan aliran sungai. Sedangkan di perairan laut terbuka, kandungan nutrient relative terbatas dan sumber utamanya berasal dari proses – proses biologis yang berlangsung dalam ekosistem tersebut.

Ø  Berbeda dengan perairan pantai yang selalu mengalami pengadukan, perairan laut terbuka relative agak tenang atau stagnan dan parameter suhu dan oksigennya cenderung terstratifiaksi dengan baik. Proses pengadukan sebenarnya sangat diperluikan untuk mendistribusikan nutrient maupun gas-gas yang terlarut dari lapisan atas perairan ke lapisan lebih bawah atau sebaliknya. Oleh sebab itu, pada tempat-tempat dimana terjadi upwelling, nutrient yang semula tersimpan di dasar perairan dapat terangkat ke zona eufotik, sehingga dapat dimanfaatkan oleh fitoplankton untuki meningkatkan produktivitasnya. Hal ini sangat besar artinya dalam menciptakan kesuvuran dan menunjang produktivitas perikanan yang berada di ekosistem laut terbuka.









BAB III PENUTUP
a). Kesimpulan
            Ekosistem laut terbuka merupakandaerah yang selalu membutuhkan cahaya matahari untuk keperluan produksi primernya, dan sebagai mata rantai pertama dalam sistem jaringan makanan, selain itu ekosistem laut terbuka juga bermanfaat dalam bidang perikanan, transportasi laut, dan penambangan minyak bumi.

b). Saran
Mari kita lestarikan ekosistem laut terbuka, karena ekosistem lauit terbuka memiliki potensi  yang besar dalam pengembangan ekonomi. Selain itu ekosistem laut terbuka juga mempunyai manfaat yang besar bagi manusia, jadi kita harus menjaga dan melestarikannya.
           



















DAFTAR PUSTAKA

1.      Norma M. P. Manopo, “ Laut Kita, Masa Depan Kita”, Departemen kelautan dan perikanan, 2006.

No comments:

Post a Comment