Adat istiadat Pergaulan
orang melayu
Adat istiadat yang merupakan pola
sopan santun dalam pergaulan orang Melayu di riau sebenarnya sudah lama menjadi
pola pergaulan nasional sesam warga Negara. Bahasa melayu telah menjadi bahasa
nasional Indonesia mengikut sertakan pepatah,ungkapan, pribahasa, pantun,
seloka, dan sebagainya yang hidup dalam masyarakat melayu menjadi milik
nasional dan dipahami oleh semua warga Indonesia. Ajaran, tuntunan dan falsafah
yang diajarkan melalui pepatah, pribahasa, dan sebagainya itu telah membudaya
si seluruh Indonesia, sehingga tidak mudah untuk mengidentifikasi pepatah dan
peribahasa yang berasal dari Melayu dan yang bukan dari melayu.
Dalam masyarakat melayu di Riau,
sikap dan tingkah laku yang baik telah diajarkan sejak dari buaian hingga
dewasa. Sikap itu diajarkan secara lisan dan dikembangkan melalui
tulisan-tulisan. Raja Ali Haji, pujangga besar Riau telah banyak meninggalkan
ajaran-ajaran seperti Gurindam Dua Belas, Samaratul Muhimmah, dan
manuskrip-manuskrip lainnya.
Sopan santun dalam pergaulan sesame
masyarakat menyangkut beberapa hal, yaitu tingkah laku, tutur bahasa, kesopanan
berpakaian, serta sikap menghadapi orang tua/orang sebaya, orang yang lebih
muda , para pembesar, dan sebagainya. Tingkah laku yang terpuji adalah yang
bersifat sederhana. Pola hidup sederhana yang dicanangkan oleh pemerintah
Republik Indonesia sejalan dengan sifat ideal orang Melayu.
1.
Tutur-Kata
Dalam
bertutur dan berkata, banyak dijumpai nasihat, karena kata sangat berpengaruh
bagi keselarasan pergaulan, “Bahasa menunjukkan bangsa”. Pengertian “bangsa”
yang dimaksud disini adalah “orang baik-baik” atau orang yang berderajat yang
juga disebut “orang berbangsa”. Orang baik-baik tentu mengeluarkan kata-kata
yang baik dan tekanan suaranya akan menimbulkan simapti orang. Orang yang
menggunakan kata-kata kasar dan tidak senonoh, dia tentu orang yang “tidak
berbangsa” atau derajatnya rendah.
2.
Sopan-Santun
Berpakaian
Dari
pepatah “Biar salah kain asal jangan salah cakap” juga tercermin bahwa salah
kain juga merupakan aib. Dalam masyarakat melayu, kesempurnaan berpakaian
menjadi ukuran bagi tinggi rendahnya budaya seseorang. Makin tinggi
kebudayaannya, akan semakin sempurna pakaiannya. Selain itu, sopan santun
berpakaian menurut Islam telah menyatu dengan adat.
Orang melayu sejak dahulu sudah
mengenal mode, terbukti dengan adanya berbagai jenis pakaian, baik pakaian pria
maupun wanita. Demikian pula perhiasan sebagai pelengkap pakaian.
3.
Adab
dalam Pergaulan
Kerangka
acuan adab dan sopan santun dalam pergaulan adalah norma Islam yang sudah
melembaga menjadi adat. Didalam terdapat berbagai pantangan, larangan, dan
hal-hal yang dianggap “sumabang”. Pelanggaran dalam hal ini menimbulkan aib
besar dan si pelanggar dianggap tidak beradab.
Terdapat beberapa sumbang, yaitu
sumbang dipandang mata, sumbang sikap, dan sumbang kata yang pada umumnya
disebut “tidak baik”. Karakter anggota masyarakat dibentuk oleh norma-norma
ini. Dengan demikian tercipata pola sikap dalam pergaulan, seperti sikap terhadap
orang tua, terhadap ibuk bapak, terhadap penguasa atau pejabat, terhadap orang
sebaya, terhadap orang yang lebih muda, antara pria dan wanita, bertamu kerumah
orang, dalam upacara, dan sebagainya.
Implementasi
Adat Melayu dalam Kehidupan Sehari-hari
Adat melayu juga mengatur pola kelakuan dalam kehidupan
sehari-hari yang banyak dikenal dengan istilah adab. Orang yang beradat selalu
disebut beradab, artinya adalah orang yang pandai menempatkan dirinya dalam
kehidupan dan pergaulan.
Pada implementasi ini dapat kita lihat dari beberapa
bidang, yaitu:
1. Bidang
pendidikan
Cendikiawan
melayu sudah lama mencapai kemajuan. Berbagi ulama besar dari kalangan orang
Melayu telah menyiarkan agam Islam disebagian wilayah Nusantara dan semenanjung
Melaya yang sebelumnya mereka telah menjelajah ke berbagai negeri kebelahan
dunia untuk mencari dan menuntut ilmu. Jadi tidak heran kalau bangsa Melayu
sudah lama mengenal dan mencintai ilmu pengetahuan secara mendalam, bukan saja
ilmu agama tetapi juga ilmu pengetahuan umum.
2. Adab
makan dan minum
Pada
umumnya orang tua-tua melayu dahulu sangat sederhana. Mereka tidak memerlukan
sebuah meja makan untuk keluarga. Untuk itu mereka sekeluarga makan
bersama-sama dilantai. Makanan dihidangkan menggunakan talam lengkap dengan
tudung saji ataupun dengan menghamparkan seprah, baru makanan dihidangkan
diatas seprah tersebut.
3. Adab
bersolek atau berhias
Bersolek
atau berhias merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia, tujuannya agar
menambah semangat dan kegairahan dalam menjalani kehidupan. Namun keindahan
yang ditampilkan oleh manusia berada dalam batas-batas kewajarn dan tidak
berlebihan.
No comments:
Post a Comment