Sunday, December 18, 2011

Adat istiadat Pergaulan orang melayu


Adat istiadat Pergaulan orang melayu

            Adat istiadat yang merupakan pola sopan santun dalam pergaulan orang Melayu di riau sebenarnya sudah lama menjadi pola pergaulan nasional sesam warga Negara. Bahasa melayu telah menjadi bahasa nasional Indonesia mengikut sertakan pepatah,ungkapan, pribahasa, pantun, seloka, dan sebagainya yang hidup dalam masyarakat melayu menjadi milik nasional dan dipahami oleh semua warga Indonesia. Ajaran, tuntunan dan falsafah yang diajarkan melalui pepatah, pribahasa, dan sebagainya itu telah membudaya si seluruh Indonesia, sehingga tidak mudah untuk mengidentifikasi pepatah dan peribahasa yang berasal dari Melayu dan yang bukan dari melayu.
            Dalam masyarakat melayu di Riau, sikap dan tingkah laku yang baik telah diajarkan sejak dari buaian hingga dewasa. Sikap itu diajarkan secara lisan dan dikembangkan melalui tulisan-tulisan. Raja Ali Haji, pujangga besar Riau telah banyak meninggalkan ajaran-ajaran seperti Gurindam Dua Belas, Samaratul Muhimmah, dan manuskrip-manuskrip lainnya.
            Sopan santun dalam pergaulan sesame masyarakat menyangkut beberapa hal, yaitu tingkah laku, tutur bahasa, kesopanan berpakaian, serta sikap menghadapi orang tua/orang sebaya, orang yang lebih muda , para pembesar, dan sebagainya. Tingkah laku yang terpuji adalah yang bersifat sederhana. Pola hidup sederhana yang dicanangkan oleh pemerintah Republik Indonesia sejalan dengan sifat ideal orang Melayu.

1.      Tutur-Kata

Dalam bertutur dan berkata, banyak dijumpai nasihat, karena kata sangat berpengaruh bagi keselarasan pergaulan, “Bahasa menunjukkan bangsa”. Pengertian “bangsa” yang dimaksud disini adalah “orang baik-baik” atau orang yang berderajat yang juga disebut “orang berbangsa”. Orang baik-baik tentu mengeluarkan kata-kata yang baik dan tekanan suaranya akan menimbulkan simapti orang. Orang yang menggunakan kata-kata kasar dan tidak senonoh, dia tentu orang yang “tidak berbangsa” atau derajatnya rendah.


2.      Sopan-Santun Berpakaian

Dari pepatah “Biar salah kain asal jangan salah cakap” juga tercermin bahwa salah kain juga merupakan aib. Dalam masyarakat melayu, kesempurnaan berpakaian menjadi ukuran bagi tinggi rendahnya budaya seseorang. Makin tinggi kebudayaannya, akan semakin sempurna pakaiannya. Selain itu, sopan santun berpakaian menurut Islam telah menyatu dengan adat.
            Orang melayu sejak dahulu sudah mengenal mode, terbukti dengan adanya berbagai jenis pakaian, baik pakaian pria maupun wanita. Demikian pula perhiasan sebagai pelengkap pakaian.


3.      Adab dalam Pergaulan

Kerangka acuan adab dan sopan santun dalam pergaulan adalah norma Islam yang sudah melembaga menjadi adat. Didalam terdapat berbagai pantangan, larangan, dan hal-hal yang dianggap “sumabang”. Pelanggaran dalam hal ini menimbulkan aib besar dan si pelanggar dianggap tidak beradab.
            Terdapat beberapa sumbang, yaitu sumbang dipandang mata, sumbang sikap, dan sumbang kata yang pada umumnya disebut “tidak baik”. Karakter anggota masyarakat dibentuk oleh norma-norma ini. Dengan demikian tercipata pola sikap dalam pergaulan, seperti sikap terhadap orang tua, terhadap ibuk bapak, terhadap penguasa atau pejabat, terhadap orang sebaya, terhadap orang yang lebih muda, antara pria dan wanita, bertamu kerumah orang, dalam upacara, dan sebagainya.





Implementasi Adat Melayu dalam Kehidupan Sehari-hari

            Adat melayu juga mengatur pola kelakuan dalam kehidupan sehari-hari yang banyak dikenal dengan istilah adab. Orang yang beradat selalu disebut beradab, artinya adalah orang yang pandai menempatkan dirinya dalam kehidupan dan pergaulan.

            Pada implementasi ini dapat kita lihat dari beberapa bidang, yaitu:
1.      Bidang pendidikan
Cendikiawan melayu sudah lama mencapai kemajuan. Berbagi ulama besar dari kalangan orang Melayu telah menyiarkan agam Islam disebagian wilayah Nusantara dan semenanjung Melaya yang sebelumnya mereka telah menjelajah ke berbagai negeri kebelahan dunia untuk mencari dan menuntut ilmu. Jadi tidak heran kalau bangsa Melayu sudah lama mengenal dan mencintai ilmu pengetahuan secara mendalam, bukan saja ilmu agama tetapi juga ilmu pengetahuan umum.

2.      Adab makan dan minum
Pada umumnya orang tua-tua melayu dahulu sangat sederhana. Mereka tidak memerlukan sebuah meja makan untuk keluarga. Untuk itu mereka sekeluarga makan bersama-sama dilantai. Makanan dihidangkan menggunakan talam lengkap dengan tudung saji ataupun dengan menghamparkan seprah, baru makanan dihidangkan diatas seprah tersebut.

3.      Adab bersolek atau berhias
Bersolek atau berhias merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia, tujuannya agar menambah semangat dan kegairahan dalam menjalani kehidupan. Namun keindahan yang ditampilkan oleh manusia berada dalam batas-batas kewajarn dan tidak berlebihan.




No comments:

Post a Comment