Wednesday, June 20, 2012

Lamun


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas daripada daratan, oleh karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di laut yang saling berkesinambungan (Nybakken 1988).

Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan satu samalain dan saling berinteraksi membentuk suatu unit fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-komponen tersebut maka akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Perubahan ini tentunya dapat mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada, baik dalam kesatuan struktur fungsional maupun dalam keseimbangannya.

Dewasa ini, perhatian terhadap biota laut semakin meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat akan pentingnya lautan. Menurut Bengen (2001) laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baiksebagai sumber pangan, tambang mineral, dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan di masadatang.

1.2       Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan Makalah Ekologi Perairan “Padang Lamun
Dalam Ekosistem Laut” adalah sebagai berikut :

1.Agar mahasiswa/i dapat mengetahu apa yang dimaksud dengan padang lamun
2.Agar mahasiswa/i dapat mengetahui bagaimana ekosistem yang terjadi dalam padang lamun itu
3.Agar mahasiswa/i dapat mengetahui apa saja masalah yang dihadapi dalam ekosistem pada lamun ini



 
BAB 2. PEMBAHASAN

Permasalahan dan isu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan dalam hal ini ekosistem padang lamun, secara umum sedang dihadapi di Indonesia, bahkan juga sama dengan yang terjadi di beberapa negara berkembang lainnya. Walaupun dalam skala mikro bisa jadi tidak terlalu persis karena perbedaan sosial ekonomi dan budaya. Karena itu, isu persoalan seperti kemiskinan, konflik interes antar lembaga, rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, pencemaran laut dan pesisir, keterbatasan dana pengelolaan merupakan persoalan yang sedang dihadapi. (PKSPL, 1999).

Disadari bahwa padang lamun memberikan banyak manfaat bagi manusia. Dengan demikian, mempertahankan areal-areal padang lamun, termasuk tumbuhan dan hewannya, sangat penting untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Namun, akhir-akhir ini, tekanan penduduk semakin meningkat akan sumberdaya laut menjadi faktor utama dalam perubahan lingkungan ekosistem di laut. Yang menjadi kelemahan adalah bahwa selama ini banyak masyarakat yang menganggap bahwa areal pesisirmutlak merupakan milik umum yang sangat luas yang dapat mengakomodasi segalabentuk kepentingan termasuk kegiatan yang berbahaya sekalipun. Ini suatu kelemahan cara berpikir dan pengetahuan yang dapat mengancam keberlangsungan sumber dayapesisir dan laut salah satunya adalah ekosistem padang lamun. Meskipun telah banyakproduk hokum yang jelas–jelas mengatur bahwa tidak ada satu orang ataupun kelompok yang dapat semena-menamemanfaatkandan mengelola kawasan pesisirini, tetapi penegakkannya melalui pengenaan sanksi yang tegas dan transparan belum berjalan sebagaimana mestinya.

Meskipun beberapa areal ekosistem pesisir termasuk areal padang lamun di Indonesiatelah dimasukan ke dalam suatu kawasan lindung, namun pada kenyataan di lapanganmenunjukkan banyak diantaranya yang masih mendapat tekanan yang cukup berarti.Sebagai upaya pemecahan, kini pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kelautan

Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah menjadikan masyarakat sebagaikomponen utama penggerak pelestarian areal padang lamun. Oleh karena itu, persepsimasyarakat terhadap keberadaan ekosistem pesisir perlu untuk diarahkan kepada carapandang masyarakat akan pentingnya sumberdaya alam persisir (Bengen, 2001).

Raharjo (1996) mengemukakanbahwa pengeloaan berbasis masyarakat mengandungarti keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam di suatukawasan.. Dalam konteks ini pula perlu diperhatikanmengenai karakteristik lokal darimasayakarakat di suatu kawasan. Sering dikatakan bahwa salah satu faktor penyebabkerusakan sumber daya alam pesisir adalah dekstrusi masyakarakat untuk memenuhikebutuhannya. Oleh karena itu, dalam strategi ini perlu dicari alternatif matapencaharian yang tujuannya adalah untuk mangurangi tekananterhadap sumberdayapesisir termasuk lamun di kawasan tersebut.


2.1Definisi Padang Lamun

Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari cukupyang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya akannutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan sehinggamerupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya. Karena lingkunganyang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun dapat hidupdan berkembang secara optimal. Lamun didefinisikan sebagai satu-satunyatumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh diperairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air danmemiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikanlamun (Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut,berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.

Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilahpadang lamun (Seagrass bed) yaitu hamparan vegetasi lamun yang menutupsuatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih dengankerapatan padat atau jarang. Sedangkan sistem (organisasi) ekologi padanglamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut Ekosistem Lamun(Seagrass ecosystem). Habitat tempat hidup lamun adalah perairan dangkal agakberpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang.

Ekosistem padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus danberbeda dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologispadang lamun antara lain adalah :
1.Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
2.Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di
dataran terumbu karang
3.Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan
terlindung
4.Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.
5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika
keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif
6.Mampu hidup di media air asin
7.Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik

Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagaivegetasi yang dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbijitertutup (Angiospermae) dan berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu hidupsecara permanen di bawah permukaan air laut (Sheppard et al., 1996). Komunitaslamun berada di antara batas terendah daerah pasangsurut sampai kedalamantertentu dimana cahaya matahari masih dapat mencapai dasar laut (Sitania, 1998).


2.2 Klasifikasi Lamun
Tanaman lamun memiliki bunga, berpolinasi, menghasilkan buah danmenyebarkan bibit seperti banyak tumbuhan darat. Klasifikasi lamun adalahberdasarkan karakter tumbuh-tumbuhan. Selain itu, genera di daerah tropismemiliki morfologi yang berbeda sehingga pembedaan spesies dapat dilakukandengan dasar gambaran morfologi dan anatomi.

Lamun merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memilikiperkembangan sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Pada sistem klasifikasi,lamun berada pada Sub kelas Monocotyledoneae, kelas Angiospermae. Dari 4famili lamun yang diketahui, 2 berada di perairan Indonesia yaitu Hydrocharitaceaedan Cymodoceae.

Famili Hydrocharitaceaedominan merupakan lamun yang tumbuh di air tawar sedangkan 3 famili lain merupakan lamun yang tumbuh di laut. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 52 jenis lamun, di mana diIndonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili: (1)Hydrocharitaceae, dan (2) Potamogetonaceae. Jenis yang membentuk komunitaspadang lamun tunggal, antara lain: Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodocea serrulata, dan Thallassodendron ciliatum.

Eksistensi lamun di laut merupakan hasil dari beberapa adaptasi yang dilakukantermasuk toleransi terhadap salinitas yang tinggi, kemampuan untukmenancapkan akar di substrat sebagai jangkar, dan juga kemampuan untuk tumbuh dan melakukan reproduksi pada saat terbenam. Salah satu hal yangpaling penting dalam adaptasi reproduksi lamun adalahhidrophilus yaitukemampuannya untuk melakukan polinasi di bawah air.













BAB 3. PERMASALAHAN

Lamun pada umumnya dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang homogen. Lamunterlihat mempunyai kaitan dengan habitat dimana banyak lamun (Thalassia) adalahsubstrat dasar dengan pasir kasar. Menurut Haruna (Sangaji, 1994) juga mendapatkan Enhalus acoroides dominan hidup pada substrat dasar berpasir dan pasir sedikit berlumpur dan kadang-kadang terdapat pada dasar yang terdiri atas campuran pecahankarang yang telah mati. Keberadaan lamunpada kondisi habitat tersebut, tidakterlepas dan ganguan atau ancaman-ancaman terhadap kelangsungan hidupnya baikberupa ancaman alami maupun ancaman dari aktivitas manusia.
Kerusakan yang terjadi pada padang lamun dapat disebabkan oleh natural stress dananthrogenik stress. Natural stress bisa disebabkan gunung meletus, sunami,kompetisi, predasi. Sedangkan anthrogenik stress bisa disebabkan :

•Perubahan fungsi pantai untuk pelabuhan atau dermaga.
•Eutrofikasi(Blooming mikro alga dapat menutupi lamun dalam memperoleh sinar matahari).
•Aquakultur (pembabatan dari hutan mangrove untuk tambak).
•Water polution (logam berat dan minyak).
•Over fishing (pengambilan ikan yang berlebihandan cara penangkapannya yang merusak.

Selain itu juga limbah pertanian, industri, dan rumah tangga yang dibuang ke laut,pengerukan lumpur, lalu lintas perahu yang padat, dan lain-lain kegiatan manusiadapat mempengaruhi kerusak lamun. Di tempat hilangnya padang lamun, perubahanyang dapat diperkirakan menurut Fortes (1989), yaitu:

1.Reduksi detritus dari daun lamun sebagai konsekuensi perubahan dalam jaring-jaring makanan di daerah pantai dan komunitas ikan.
2.Perubahan dalam produsen primer yang dominan dari yang bersifat bentik yang bersifat planktonik.
3.Perubahan dalam morfologi pantai sebagai akibat hilangnya sifat-sifat pengikat
lamun.
4.Hilangnya struktural dan biologi dan digantikan oleh pasir yang gundul.


BAB  4. PENUTUP

Padang lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasiyang dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup(Angiospermae) dan berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu hidup secarapermanen di bawah permukaan air laut. Komunitas lamun berada di antara batasterendah daerah pasangsurut sampai kedalaman tertentu dimana cahaya mataharimasih dapat mencapai dasar laut. Padang lamun merupakan suatu komunitas denganproduktivitas primer dan sekunder yang sangat tinggi, detritus yang dihasilkan sangatbanyak, dan mampu mendukung berbagai macam komunitas hewan (Orth, 1987).Padang lamun memiliki peranan ekologis yang sangat penting, yaitu sebagai tempatasuhan, tempat berlindung, tempat mencari makan, tempat tinggal atau tempatmigrasi berbagai jenis hewan.

Banyak kegiatan atau proses, baik alami maupun oleh aktivitas manusia yangmengancam kelangsungan ekosistem lamun. Ekosistem lamun sudah banyak terancamtermasuk di Indonesia baik secara alami maupun oleh aktifitas manusia. Besarnyapengaruh terhadap integritas sumberdaya, meskipun secara garis besar tidak diketahui,namun dapat dipandang di luar batas kesinambungan biologi.

Ekosistem lamun sangat terkait dengan ekosistem di dalam wilayah pesisir sepertimangrove, terumbu karang, estauria dan ekosistem lainya dalam menunjangkeberadaan biota terutama pada perikanan serta beberapa aspek lain seperti fungsifisik dan sosial-ekonomi. Hal ini menunjukkan keberadaan ekosistem lamun adalahtidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan ekosistem sekitarnya, bahkan sangatdipengaruhi aktifitas darat. Namun, akhir-akhir ini kondisi padang lamunsemakinmenyusut oleh adanya kerusakanyang disebabkan olehaktivitas manusia.

Sebagai upaya konservasi dan kelestariannya dalam rangka tetap mempertahankan
lingkungan dan penggunaan yang berkelanjutan, maka dikembangkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak untuk membuat solusi tepat dalammempertahankan fungsi ekologis dari ekosistem yaitu pengelolaan pesisir secaraterpadu atau Integrated Coastal Management (ICM).







DAFTAR PUSTAKA

· Azkab, M.H.1988. Pertumbuhan dan produksi lamun, Enhalus acoroides di rataan terumbu di Pari Pulau Seribu.Dalam: P3O-LIPI, Teluk Jakarta:
· Biologi,Budidaya, Oseanografi,Geologi dan Perairan. BalaiPenelitianBiologi Laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI,Jakarta.
· Azkab,M.H.1999. Kecepatan tumbuh dan produksi lamun dari Teluk Kuta,
· Lombok.Dalam:P3O-LIPI, Dinamika komunitas biologis pada ekosistem lamun di Pulau Lombok, Balitbang Biologi Laut, PustlibangBiologi Laut-LIPI, Jakarta.
· Azkab,M.H. 1999. Pedoman Invetarisasi Lamun.O s eana1: 1-16.
Nybakken,J.W. 1988. Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.
· PKSPL(Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan).1999. Perumusan kebijakan pengelolaan hayati laut Sulawesi Selatan. Proyek kerjasama BAPEDAL dengan Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.
· Raharjo,Y.1996. Community based management di wilayah pesisir. PelatihanPerencanaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu. Pusat Kajian Pesisir danLautan, Institut Pertanian Bogor.

1 comment:

  1. seiko titanium - Titsanium Art
    Shop seiko titanium titanium pans at titanium metal tithologin.com. titanium hair Sleeve length - 1"W x 2.5"H.Sleeve Length: 1"W titanium ore terraria x titanium gr 2 4"H.Sleeve Length: 1"W x 4"H.Sleeve Length: 1"W x 4"H.Sleeve Length: 1"W x 4"H.Sleeve Length: 1"W x 4"H.

    ReplyDelete